K.H.AHMAD RIFAI ROMLY
KH. A. Rifa’i Romly adalah putra
pertama dari KH. Romly Tamim dari Ibu Ny. Chodijah, putri Kyai Lukman dari
Suwaru Mojoagung. Beliau mulai ikut berkiparah dalam kepemimpinan di Darul
‘Ulum mulai tahun 1972 sebagai Kepala Sekolah SMP Darul ‘Ulum 1. Kemudian
secara berturut – turut menjadi Ketua Umum Ikatan Pondok Pesantren Darul ‘Ulum
(IKAPPDAR) pada tahun 1976, Ketua JATMI (Jam’iyah Ahli Thoriqot Indonesia)
menggantikan kedudukan almarhum DR. KH. Musta’in Romly, juga menjadi Thoreqot
Qodiriyah Wan Naqsabandiyah. Sementara diluar Darul ‘Ulum beliau juga anggota
DPRD Tingkat II Jombang mulai tahun 1972 sampai tahun 1992 dan menjadi anggota
DPRD Tingkat I mulai tahun 1992 sampai wafatnya.
KH. A. Rifa’i Romly lahir di Rejoso
pada tanggal 22 April 1942. Pada masa kecilnya di didik dan diasuh langsung
oleh KH. Romly Tamim, baru setelah usia akil baligh melanjutkan pendidikannya
di Madrasah Ibtidaiyah, Muallimin (setingkat SLTP) di Darul ‘Ulum, kemudian
mondok di Pondok Pesantren termasuk Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. di pondok
ini beliau selalu bercerita tentang riyadoh beliau dalam bertholabul ilmi
beliau selalu berpuasa dan memasak makanan sendiri malah tidak pernah makan
diluar (maksudnya di kantin pondok).
Keduanya, beliau sebelum meninggalkan
pondok ini beliau di beri hadiah kambing oleh K.H.Mahrus Aly dan lebih
membanggakan beliau diambil menantu oleh ulama kharismatik ini.
Setelah cukup menempa diri di pendidikan
tradisional pondok pesantren, pendidikan formalnya dilanjutkan ke Fakultas
Ushuluddin di UNDAR dan IAIN Sunan Ampel Kediri. Beliau juga pernah di Fakultas
Hukum UNDAR Jombang pada saat perjalanan hidupnya sudah mengabdi di Pondok
Pesantren Darul ‘Ulum. KH. A. Rifa’i Romly adalah sosok yang sangat bersahaja,
memandang hidup apa adanya sehingga terkesan tanpa beban. Kalau berceramah
kerap kali menggunakan bahasa yang elementer dan akrab dengan bahasa harian
orang – orang Jawa Timur, karena mudah dipahami mulai dari kalangan masyarakat
tua dikeluarga besar Thoreqot Qodiriyah Wan Naqsabandiyah maupun dikalangan
anak – anak santri. Dalam memompa semangat para mustami’nya di medan perjuangan
Beliau selalu berujar “ DUK TALI LAYANGAN AWAK SITUK ILANG – ILANGAN “ (Duk
tali untuk layang – layang, badan satu perlu dikorbankan sampai darah
penghabisan dalam perjuangan).
Keseharian beliau menjadi Imam sholat subuh berjama`ah
di Masjid PonPes Darul Ulum. Kitab yang diajarkan pada santri adalah Fathul
Qorib walaupun dalam pengajaran beliau kitab ini adalah kitab fiqih terkadang
beliau selipin dengan cerita hikmah yang bernuansa tasawuf .yang menjadi kekhasan santri adalah sambil
menunggu kedatangan beliau dengan membaca Lafal Hasbunalloh Wa ni`mal Wakil
Ni`mal Maula Wa ni`man Nashir .disela-sela kesibukan beliau sebagai anggota DPR
Jatim beliau sempatkan bercengkrama dengan para santri di Ndalem tak ada yang
gak dapat jatah mijat walaupun santri barupun yang datang ke Ndalem pun dapat
giliran.di Mojoagung beliau punya ladang disana ditempatkan beberapa
santri untuk menjaga dan menanami dengan ketela dan rami. Penulis salah satu santri yang disuruh
menjaga tiap malam dan gak lupa beliau menyuruh belajar buku pelajaran sekolah.
KH. A. Rifa’i Romly wafat pada 12
Desember 1995 (ketika itu Mas Sammani mau menghadapi ujian kelulusan)dengan
meninggalkan satu – satunya istri yaitu Ny.H. Ummu Aiman, dan juga meninggalkan
delapan putra yaitu : Nawang Wulan Jannatul Firdaus, Cholilatussaidah, Syarif
Hidayatulloh, Rokhmatul Akbar, Kenedy Muammar Kadafi, Nurlaili Kamali, Yulinah
Kasinah dan Indira Zulikha.
Semoga Allah SWT memberi pengampunan
dan imbalan atas segala pengabdiannya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar