Selasa, 04 Juni 2013


K.H.AHMAD RIFAI ROMLY

KH. A. Rifa’i Romly adalah putra pertama dari KH. Romly Tamim dari Ibu Ny. Chodijah, putri Kyai Lukman dari Suwaru Mojoagung. Beliau mulai ikut berkiparah dalam kepemimpinan di Darul ‘Ulum mulai tahun 1972 sebagai Kepala Sekolah SMP Darul ‘Ulum 1. Kemudian secara berturut – turut menjadi Ketua Umum Ikatan Pondok Pesantren Darul ‘Ulum (IKAPPDAR) pada tahun 1976, Ketua JATMI (Jam’iyah Ahli Thoriqot Indonesia) menggantikan kedudukan almarhum DR. KH. Musta’in Romly, juga menjadi Thoreqot Qodiriyah Wan Naqsabandiyah. Sementara diluar Darul ‘Ulum beliau juga anggota DPRD Tingkat II Jombang mulai tahun 1972 sampai tahun 1992 dan menjadi anggota DPRD Tingkat I mulai tahun 1992 sampai wafatnya.
KH. A. Rifa’i Romly lahir di Rejoso pada tanggal 22 April 1942. Pada masa kecilnya di didik dan diasuh langsung oleh KH. Romly Tamim, baru setelah usia akil baligh melanjutkan pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah, Muallimin (setingkat SLTP) di Darul ‘Ulum, kemudian mondok di Pondok Pesantren termasuk Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. di pondok ini beliau selalu bercerita tentang riyadoh beliau dalam bertholabul ilmi beliau selalu berpuasa dan memasak makanan sendiri malah tidak pernah makan diluar (maksudnya di kantin pondok).
Keduanya, beliau sebelum meninggalkan pondok ini beliau di beri hadiah kambing oleh K.H.Mahrus Aly dan lebih membanggakan beliau diambil menantu oleh ulama kharismatik ini.
Setelah cukup menempa diri di pendidikan tradisional pondok pesantren, pendidikan formalnya dilanjutkan ke Fakultas Ushuluddin di UNDAR dan IAIN Sunan Ampel Kediri. Beliau juga pernah di Fakultas Hukum UNDAR Jombang pada saat perjalanan hidupnya sudah mengabdi di Pondok Pesantren Darul ‘Ulum. KH. A. Rifa’i Romly adalah sosok yang sangat bersahaja, memandang hidup apa adanya sehingga terkesan tanpa beban. Kalau berceramah kerap kali menggunakan bahasa yang elementer dan akrab dengan bahasa harian orang – orang Jawa Timur, karena mudah dipahami mulai dari kalangan masyarakat tua dikeluarga besar Thoreqot Qodiriyah Wan Naqsabandiyah maupun dikalangan anak – anak santri. Dalam memompa semangat para mustami’nya di medan perjuangan Beliau selalu berujar “ DUK TALI LAYANGAN AWAK SITUK ILANG – ILANGAN “ (Duk tali untuk layang – layang, badan satu perlu dikorbankan sampai darah penghabisan dalam perjuangan).
Keseharian beliau menjadi Imam sholat subuh berjama`ah di Masjid PonPes Darul Ulum. Kitab yang diajarkan pada santri adalah Fathul Qorib walaupun dalam pengajaran beliau kitab ini adalah kitab fiqih terkadang beliau selipin dengan cerita hikmah yang bernuansa tasawuf .yang menjadi kekhasan santri adalah sambil menunggu kedatangan beliau dengan membaca Lafal Hasbunalloh Wa ni`mal Wakil Ni`mal Maula Wa ni`man Nashir .disela-sela kesibukan beliau sebagai anggota DPR Jatim beliau sempatkan bercengkrama dengan para santri di Ndalem tak ada yang gak dapat jatah mijat walaupun santri barupun yang datang ke Ndalem pun dapat giliran.di Mojoagung beliau punya ladang disana ditempatkan beberapa santri untuk menjaga dan menanami dengan ketela dan rami. Penulis salah satu santri yang disuruh menjaga tiap malam dan gak lupa beliau menyuruh belajar buku pelajaran sekolah.
KH. A. Rifa’i Romly wafat pada 12 Desember 1995 (ketika itu Mas Sammani mau menghadapi ujian kelulusan)dengan meninggalkan satu – satunya istri yaitu Ny.H. Ummu Aiman, dan juga meninggalkan delapan putra yaitu : Nawang Wulan Jannatul Firdaus, Cholilatussaidah, Syarif Hidayatulloh, Rokhmatul Akbar, Kenedy Muammar Kadafi, Nurlaili Kamali, Yulinah Kasinah dan Indira Zulikha.
Semoga Allah SWT memberi pengampunan dan imbalan atas segala pengabdiannya. Amin.
           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar