HAMDUN DAN MURID (14)
Abdillah dan Amir suatu hari duduk bersama di rumah Hamdun. Mereka ingin mempertanyakan sesuatu.
Abdillah membuka pembicaraan, “Tuan Guru, sudilah menjelaskan faedah membaca Ayat Kursi.”
Hamdun menatap kedua muridnya kemudian menjawab, “Jika kamu bertanya
tentang faedahnya maka jawabku dunia ini laksana debu bagi setiap
penggalan ayat dari Ayat Kursi itu.”
Amir penasaran dan bertanya, “Tuan Guru, saya mohon penjelasan lagi.”
Hamdun tersenyum dan menjawab, “Baiklah. Aku akan membuat penggalan
demi penggalan dari Ayat Kursi itu. ALLAHU, jika Ismudz Dzat itu sudah
mendarah daging, maksudnya berzikir dengan sendirinya tanpa lisanmu lagi
menzikirkannya, maka sekalian kalimah yang lain tiada perlu lagi. Kamu
sudah fana fillah, kamu sudah mati dan tiada lagi dirimu secara makna
kecuali Dia. ALLAHU LA ILAHA ILLA HUWAL-HAYYUL-QAYYUM, bagi kamu
memiliki hajat kemudian mewiridkan dengan kalimah itu dalam hitungan
tertentu, dengan hati yang ikhlas dan menyerahkan dirimu hanya kepada
Dia, maka pasti terkabul hajatmu itu atas izin Dia. ALLAHU LA ILAHA ILLA
HUWAL-HAYYUL-QAYYUM LA TA’KHUDZUHU SINATU WA LA NAUM, jika ada di
antara kamu yang ingin dikuatkan badan dan hati juga ditambahkan
kecintaan untuk istiqamah dalam mendekatkan diri kepada Dia, maka
bacalah kalimah itu karena Dia menyaksikan tingkah lakumu siang dan
malam; saat kamu terjaga maupun tidur, saat kamu berdiri, duduk maupun
berbaring. ALLAHU LA ILAHA ILLA HUWAL-HAYYUL-QAYYUM LA TA’KHUDZUHU
SINATU WA LA NAUM LAHU MA FIS-SAMAWATI WAL-ARDLI, jika kamu
banyak-banyak mewiridkan kalimah itu maka apa saja yang ada di langit
dan di bumi akan mencintai kamu. ALLAHU LA ILAHA ILLA
HUWAL-HAYYUL-QAYYUM LA TA’KHUDZUHU SINATU WA LA NAUM LAHU MA
FIS-SAMAWATI WAL-ARDLI MAN DZAL-LADZI YASFA’U ‘INDAHU ILLA BI-IDZNIHI,
jika kamu selalu mewiridkan kalimah itu maka kamu akan selalu dalam
perlindungan Dia, tiada sesuatupun akan mencelakaimu kecuali atas
kehendak Dia. ALLAHU LA ILAHA ILLA HUWAL-HAYYUL-QAYYUM LA TA’KHUDZUHU
SINATU WA LA NAUM LAHU MA FIS-SAMAWATI WAL-ARDLI MAN DZAL-LADZI YASYFA’U
‘INDAHU ILLA BI-IDZNIHI YA’LAMU MA BAINA AIDIHIM WA MA KHALFAHUM WA LA
YUHITHUNA BI SYAI’IN MIN ‘ILMIHI ILLA BI MASYA-A, jika kamu mewiridkan
kalimah itu maka satu persatu ilmu-ilmu kegaiban akan tersingkap atas
izin Dia. Apa yang ada di dalam dirimu, di dalam bumi atau di atas
langit; jika Dia mengizinkan semua akan tunduk kepadamu. ALLAHU LA ILAHA
ILLA HUWAL-HAYYUL-QAYYUM LA TA’KHUDZUHU SINATU WA LA NAUM LAHU MA
FIS-SAMAWATI WAL-ARDLI MAN DZAL-LADZI YASYFA’U ‘INDAHU ILLA BI-IDZNIHI
YA’LAMU MA BAINA AIDIHIM WA MA KHALFAHUM WA LA YUHITHUNA BI SYAI’IN MIN
‘ILMIHI ILLA BI MASYA-A WASI’A KURSIYUHUS-SAMAWATI WAL-ARLD WA LA
YAUDUHU HIFDZUHUMA, jika kamu banyak mewiridkan kalimah itu, maka segala
urusanmu akan mudah kamu selesaikan dan sempurnakan atas izin Dia.
Bahkan jika ada anak yang nakal yang suka membantah, menentang dan
melawan orangtuanya; bacakan saja kalimah itu tiga kali kemudian tiupkan
ke air dan mandikan anak itu dengan air tadi. Insya Allah, atas izin
Dia anak itu akan patuh dan berbakti kepada orangtuanya. ALLAHU LA ILAHA
ILLA HUWAL-HAYYUL-QAYYUM LA TA’KHUDZUHU SINATU WA LA NAUM LAHU MA
FIS-SAMAWATI WAL-ARDLI MAN DZAL-LADZI YASYFA’U ‘INDAHU ILLA BI-IDZNIHI
YA’LAMU MA BAINA AIDIHIM WA MA KHALFAHUM WA LA YUHITHUNA BI SYAI’IN MIN
‘ILMIHI ILLA BI MASYA-A WASI’A KURSIYUHUS-SAMAWATI WAL-ARLD WA LA
YAUDUHU HIFDZUHUMA WA HUWAL-‘ALIYUL-ADHIM, lengkaplah Ayat Kursi itu dan
segala faedah yang lain-lain ada di dalamnya,” jelas Hamdun kepada
kedua muridnya itu.
Amir bertanya lagi, “Tuan Guru, tetapi
mengapa banyak sekali orang-orang yang membaca Ayat Kursi hanya karena
takut pada jin dan hantu?”
Hamdun tertawa dan menjawab, “Itulah
orang yang dikuasai nafsunya sendiri, merasa hidup kekal di bumi, takut
kepada jin dan hantu karena merasa membawa badan dan kuatir disakiti
oleh jin dan hantu itu, akhirnya dia pun kelak kalau mati akan jadi
hantu karena tidak tahu apa tujuan dia hidup dan kemana akan kembali.”
Abdillah ikut tertawa sedangkan Amir bingung sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar