Rabu, 19 Juni 2013
SYAIR TOMBO ATI
SEBUAH KAJIAN TERHADAP PSIKOTERAPI DALAM ISLAM
Tombo ati iku limo perkarane
Kaping pisan moco Qur’an lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo bisa ngelakoni
Mugi-mugi gusti Allah nyembadani Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perbanyaklah
Salahsatunya siapa bisa menjalani
Moga-moga Gusti Allah mencukupi
Sunan Bonang |
Kalimat sangat sederhana namun sangat mendalam. Di pelosok desa ataupun dikota yang merupakan Basis Nahdiyin nadhoman ini bukan barang baru. berbagai lagu dilantunkan para jama`ah yang akan sholat jama`ah sambil menunggu jama`ah yang lain.
Mengapa sampai Hati harus ada tombonya atau obatnya?
Hati adalah organ vital bagi kita. Sama vitalnya dengan ‘alat vital’. Hati harus diurus dengan hati-hati, tidak hanya secara fisik, tapi psikis dan batiniah. Ilmu kedokteran menyebutkan, hati atau lever adalah organ paling besar dan paling berat dalam tubuh manusia. Beratnya mencapai 3 pound atau 1,3 kg. Organ yang berada di bagian atas sebelah kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk.
Hati berfungsi menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara optimal. Jika hati anda sakit, racun yang masuk bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit serius, salah satunya sirosis. Karena itu, hati harus dijaga jangan sampai sakit.
Saat bayi masih di kandungan, hati berperan sebagai organ utama pembentuk darah. Saat tumbuh menjadi seorang manusia, fungsi pokok hati adalah menyaring dan mendetoksifikasi segala sesuatu yang dimakan, dihirup, dan diserap melalui kulit. Ia menjadi pembangkit tenaga kimia internal, mengubah zat gizi makanan menjadi otot, energi, hormon, faktor pembekuan darah, dan kekebalan tubuh.
Hati juga menyimpan beberapa vitamin, mineral (termasuk zat besi), dan gula, mengatur penyimpanan lemak dan mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol. Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan menyerap zat gizi penting. Juga menetralkan dan menghancurkan substansi beracun serta memetabolisme alkohol, membantu menghambat infeksi, dan mengeluarkan bakteri dari aliran darah. Tampak jelas, hati bukan hanya teman yang pendiam, tetapi juga sahabat baik. (halah…bingung aku. Baca aja sendiri di info aktual)
Dari segi psikis-batiniah, hati juga perlu dijaga betul agar tidak gampang terombang-ambing, apalagi saat ditinggal pasangan tercinta belahan hati. Banyak cerita, terutama novel cengeng dan sinetron kita, seseorang stres, gila, dan ingin mengakhiri hidupnya gara-gara gagal dalam karier bercinta.
dalam ilmu pengobatan bahwa kondisi kesehatan bathiniyah berpengaruh dalam kondisi raga manusia
begitu kata Pak Samiratha ,Dosen Universitas Hindu Denpasar yang juga menjadi guru ilmu pijat penulis.
maka pada keadaan marah pun tanpa sengaja akan mempengaruhi cara kerja yang lain terutama pada empedu dan ginjal. sedangkan kedua organ merupakan sistem enkresi (pembuangan)yang berguna membuang zat yang tidak berguna dalam tubuh .gak usah jauh-jauh bagaimana kalau kita tidak kentut
masya Allah sakit perut mules kepala pening....aduh ...capek deh...
klau di Puskesmas kita diberi bermacam obat disuruh ditukar di apotik....
kalau sakit hatinya ....? gampang..... Gratis...
Dokternya kita sendiri....
jiwa kita diobati dengan psikoterapi secara Islami.
seperti yang ada dalam Syair Tombo ati.
Psikoterapi dalam Islam dapat menyembuhkan semua aspek psikopatologi, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Psikoterapi hati itu ada lima macam :
- Membaca Al-Quran sambil mencoba memahami artinya;
- Melakukan shalat malam;
- Bergaul dengan orang yang baik atau salih;
- puasa
- zikir malam hari yang lama
- 1. membaca Al-qur’an
Al-Quran dianggap sebagai terapi
yang pertama dan utama, sebab didalamnya memuat resep-resep mujarab yang dapat
menyembuhkan penyalkit jiwa manusia. Tingkat kemujarabannya sangat tergantung
seberapa jauh tingkat sugesti keimanan pasien.
Al-Qurthubi dalam tafsirnya
menyebutkan bahwa ada dua pendapat dalam memahami term syifa’ dalam
ayat tersebut. Pertama, terapi bagi jiwa yang dapat
menghilangkan kebodohan dan keraguan, membuka jiwa yang tertutup, serta dapat
menyembuhkan jjwa yang sakit; kedua, terapi yang dapat menyembuhkan
penyakit fisik, baik dalam bentuk azimat maupun tangkal. Sementara
Al-Thabathaba’I mengemukakan bahwa syifa’ dalam Al-Qur’an
memiliki makna “terapi ruhaniah” yang dapat menyembuhkan penyakit batin.
Al-Thabathaba’I jiga mengemukakan bahwa Al-Quran juga dapat menyembuhkan
penyakit jasmani, baik melalui bacaan atau tulisan.
Menurut al-Faidh al-Kasyani dalam
Tafsirnya mengemukakan bahwa lafal-lafal al-Quran dapat menyembuhkan penyakit
badan, sedangkan makna-maknanya dapat menyembuhkan penyakit jiwa. Menurut Ibnu
Qayyim al-Jauziyah, bacaan al-Quran mampu mengobati penyakit jiwa dan badan
manusia. Obat yang mujarab yang dapat mengobati kedua penyakit ini adalah
hidayah al-Quran.
Kemukjizatan lafal al-Quran bukan
hanya perkalimat, tetapi perkata, bahkan perhuruf. Hal itu dianalogikan dengan
sabda Nabi bahwa pahala membaca al-Quran bukan perkalimat atau perkata, tetapi
per huruf. Apabila al-Quran dihadapkan pada orang yang sehat mentalnya, maka ia
bernilaikonstruktif. Artinya, ia dapat memperkuat dan mengembangkan
integritas dan penyesuaian kepribadian dirinya. Karena itu, berobat dengan
menggunakan al-Quran, baik secara lahiriah maupun batiniah, tidak hanya ketika
dalam kondisi sakit, namun sangat dianjurkan dalam kondisi sehat.
2. Shalat diwaktu malam
Shalat tahajjud memiliki banyak
hikmah. Diantaranya adalah (1) setelah melakukan ibadah tambahan (nafilah),
baik dengan shalat maupun membaca al-Quran, maka dirinya mendapatkan kedudukan
terpuji dihadapan Allah SWT; (2) memiliki kepribadian sebagaimana kepribadian
orang-orang salih yang selalu dekat (taqqarub) kepada Allah SWT,
terhapus dosanya dan terhindar dari perbuatan munkar; (3) jiwanya selalu hidup
sehingga mudah mendapatkan ilmu dan ketenteraman, bahkan Allah SWT menjajikan
kenikmatan surga baginya; (4) doanya diterima, dosanya mendapatkan ampunan dari
Allah SWT, dan diberi rizki yang halal dan lapang tanpa susah payah mencarinya;
(5) sebagai ungkapan rasa syukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah
SWT sebagai rasa syukur, nabi SAW sendiri selalu melakukan tahajjud walaupun
tumit kakinya bengkak.
Setelah shalat sunat di malam hari,
amalan yang perlu dilakukan adalah berdo’a, berdzikir dan membaca wirid, sebab
berdoa di malam hari mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Sabda Nabi SAW : “Sesuatu
yang lebih mendekatkan Tuhan kepada hamba-Nya di tengah malam adalah apabila
engkau mampu melakukan zikir kepada Allah maka lakukanlah.”
Shalat juga merupakan terapi psikis
yang bersifat kuratif, preventif, dan konstruktif sekaligus. Pertama, shalat
membina seseorang untuk melatih konsentrasi yang integral dan komprehensif.hal
itu tergambar dalam niat dan khusyu’. Kedua, shalat dapat
menjaga kesehatan potensi-potensi psikis manusia, seperti potensi kalbu untuk
merasa (emosi), potensi akal untuk berpikir (kognisi), dan potensi syahwat
(appetite) dan ghadab (defense) untuk berkarsa (konasi). Denga shalat,
seseorang dapat menjaga dua dari lima prinsip kehidupan. Lima prinsip kehidupan
itu adalah memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara
keturunan, dan memelihara kehormatan dan harta benda. Dengan shalat ia mampu
menjaga agamanya, sebab shalat merupakan tiang agama. Demikian juga ia dapat
menjaga akalnya agar terhindar dari segala zat yang membahayakan. Ketiga, shalat
mengandung doa yang dapat membebaskan manusia dan penyakit batin.
Dosa adalah penyakit
(psikopatologi), sedang obat (psikoterapi)-nya adalah taubat. Shalat adalah
manifestasi dari taubat seseorang, karena dalam shalat seseorang kembali (taba)
pada Pencipta-nya.salah satu indikator taubat adalah mengakui kesalahan dan
dosa-dosa yang diperbuat. Dengan pengakuan akan dosa dan permohonan untuk penghapusan
dosa dalam doa iftitah, menghantarkan seseorang untuk kembali pada
fitrah aslinya yang terbebas dari segala penyakit batin. Bahkan dalam hadis
lain, shalat lima waktu dapat membersihkan fisik dan psikis seseorang seperti
orang yang membersihkan tubuhnya lima kali dalam sehari semalam.
3. Bergaul dengan orang
shalih.
Orang yang salih adalah orang yang
mampu mengintegrasikan dirinya dan mampu mengaktualisasikan potensinya
semaksimal mungkin dalam berbagai dimensi kehidupan. Dalam tradisi kaum sufi, seseorang
yang shalih dan dapat menyembuhkan penyakit ruhani manusia disebut denganal-thabib
al-ilahi atau mursyid. Menurut al-Syarqawi, adalah al-thabib al-murabbi
(dokter pendidik). Dokter seperti ini lazimnya memberikan resep penyembuhan
kepada pasiennya melalui dua cara, yaitu:
1. negative (al-salabi), dengan cara
membersihkan diri dari segala sifat-sifat dan akhlak yang tercela.
2. positif (al-ijabi), dengan
mengisi diri dari sifat-sifat atau akhlak yang terpuji.
Menurut Sa’id Hawwa, menyatakan
bahwa zikir, wirid, dan amalan-amalan tertentu belum cukup untuk mengobati
penyakit jiwa, melainkan diperlukan ilmu yang disertai dengan mujahadah. Baik
mursyid maupun al-thabib al-ilahi, keduanya memiliki-pinjam istilah Abraham
Maslow-pengalaman puncak(peak experience), sebab selain mereka
melaksanakan kewajiban-kewajiban pokok juga melakukan perluasan diri (extension
of the self) dengan ibadah-ibadah khusus.
4. Melakukan puasa.
Puasa disini adalah menahan diri
dari segala perbuatan yang dapat merusak citra fitri manusia. Pembagian puasa
ada 2:
1. Puasa fisik, yaitu menahan
lapar,haus, dan berhubungan seks.(bukan miliknya atau bukan pada tempatnya)
2. Puasa psikis, yaitu menahan hawa
nafsu dari segala perbuatan maksiat.
Puasa juga mampu menumbuhkan
efekemosional yang positif, seperti menyadari akan kemaha kuasaan Allah SWT,
menumbuhkan solidaritas dan kepedulian terhadap orang lain, serta menghidupkan
nilai-nilai positif dalam dirinya untuk aktualisasi diri sebaik mungkin. Hikmah
lapar menurut Al-Ghazali:
-
Menjernihkan Qalbu dan mempertajam pandangan
-
Melembutkan Qalbu sehingga mampu merasakan kenikmatan batin
-
Menjauhkan prilaku yang hina dan sombong
-
Mengingatkan jiwa manusia akan cobaan dan azab Allah
-
Memperlemah syahwat dan tertahannya nafsu amarah yang buruk
-
Mengurangi jam tidur dan memperkuat kondisi terjaga dimalam hari untuk ibadah
-
Mempermudah seseorang untuk selalu tekun beribadah
-
Menyehatkan badan dan jiwa serta menolak penyakit
-
Menumbuhkan sikap mendahulukan suka membantu orang lain dan mudah bersedekah.
5. Zikir
Zikir dalam arti sempit memiliki
makna menyebut asma-asma Allah dalam berbagai kesempatan. Sedangkan dalam arti
luas mengingat segala keagungan dan kasih saying Allah SWT yang telah
diberikan,serta dengan menaati perintahnya dan menjauhi larangannya.
Dua makna yang terkandung dalam
lafal zikir menurut At-Thabathabai:
1. Kegiatan psikologis yang
memungkinkan seseorang memelihara makna sesuatu yang diyakini berdasarkan
pengetahuannya atau ia berusaha hadir padanya (istikdhar)
2. Hadirnya sesuatu pada hati dan
ucapan seseorang.
Zikir dapat mengembalikan kesadaran
seseorang yang hilang, sebab aktivitas zikir mendorong seseorang untuk
mengingat, menyebut kembali hal-hal yang tersembunyi dalam hatinya. Zikir juga
mampu mengingatkan seseorang bahwa yang membuat dan menyembuhkan penyakit
hanyalah Allah SWT semata, sehingga zikir mampu memberi sugesti penyembuhannya.
Melakukan zikir sama halnya nilainya
dengan terapi rileksasi, yaitu satu bentuk terapi dengan menekankan upaya
mengantarkan pasien bagaimana cara ia harus beristirahat dan bersantai-santai
melalui pengurangan ketegangan atau tekanan psikologis. Kunci utama keadaan
jiwa mereka itu adalah karena melakukan zikir.firman Allah SWT:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan
hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS. Al-Ra’d:28)
Cara berzikir:
1. Zikir Jabar, zikir
yang dikeraskan baik melalui suara maupun gerakan. Fungsinya adalah untuk
menormalisasikan kembali fungsi system jaringan syaraf,sel-sel, dan semua organ
tubuh.
2. Zikir Sirr, zikir
yang diucapkan dalam hati.
Kesimpulan kelima terapi diatas
adalah terapi dengan doa dan munajat. Doa adalah permohonan kepada Allah SWT
agar segala gangguan dan penyakit jiwa yang dideritanya hilang. Allah yang
memberikan penyakit dan Dia pula yang memberikan kesembuhan. Doa dan munajah
banyak didapat dalam setiap ibadah, baik dalam shalat, puasa, haji, maupun
dalam aktivitas sehari-hari. Agar doa dapat diterima maka diperlukan
syarat-syarat khusus, diantaranya dengan membaca istigfar terlebih dahulu.
Istigfar tidak hanya berarti memohon ampunan kepada Allah, tetapi lebih
esensial lagi yaitu memiliki makna taubat.
Yang unik dalam psikoterapi islam adalah
keberadaannya sangat subyektif dan teosentris. Dalam melakukan terapi,
masing-masing individu memiliki tingkat kualitas yang berbeda seiring
pengetahuan, pengalaman, dan pengamalan yang dimiliki. Tentunya hal itu
mempengaruhi tingkat kemujaraban terapi yang diberikan. Perbedaan itu dapat
dipahami sebab dalam islam mempercayai adanya anugrah dan kekuatan agung diluar
kekuatan manusia, yaitu TuhanSumber : Sebagian tulisane Penulis sebagiane golek nang website liyo
Selasa, 18 Juni 2013
Siang Ini, Jupiter dan Bulan Akan Bersinar Lebih Terang
Pada awal pekan ini, langit di Bumi akan "kedatangan" tamu istimewa, yaitu dua objek antariksa yang akan terlihat lebih dekat dan terang. Dua objek tersebut adalah Jupiter dan Bulan.
Hari ini, Selasa 22 Januari 2013, keduanya akan nampak lebih terang dari biasanya. Dan, pemandangan indah ini akan terlihat kembali pada 2026 mendatang.
Pemandangan yang istimewa ini akan terlihat pada Senin malam, 21 Januari 2013, waktu Amerika Serikat, atau sekitar pukul 10-12 siang hari di Indonesia Bagian Barat.
Sayang, meski jumlahnya banyak, daerah yang diprediksi dapat melihat pemandangan ini hanya sekitar wilayah Amerika Serikat dan Kanada bagian Selatan. Namun, tidak menutup kemungkinan kedua objek tersebut terlihat dari wilayah lain.
Bulan akan berjarak sekitar 248.700 mil, atau 400.500 kilometer dari Bumi. Sedangkan Jupiter akan berjarak 1,664 kali lebih jauh, yakni dari jarak 665,9 juta kilometer. Pada waktu tersebut, bulan akan tampak 78 persen lebih terang (Waxing gibbous) dari biasanya.
Para ahli astronomi, sepanjang hari Senin, berkesempatan untuk melihat apa yang disebut appulse, yakni jarak terdekat antara kedua planet. Dalam konteks ini, yaitu jarak antara Bulan dan Jupiter.
Para astronom mengatakan bahwa appulse tidak memiliki efek langsung pada Bumi.
Dalam prosesnya, bulan akan merayap perlahan menuju Jupiter, dan akhirnya melewati tepat bagian bawah Jupiter. Bulan akan terlihat tiga kali lebih terang ketimbang Sirius, bintang paling terang di jagat raya, dari Bumi.
Meski bulan yang akan bergerak menuju Jupiter, pencitraan ini akan nampak seperti Jupiter yang bergerak. Planet besar ini akan muncul secara perlahan di atas Bulan.
Setelah mencapai jarak terdekat, Bulan akan bergerak perlahan ke arah Timur, meninggalkan Jupiter.
"Anda juga berkesempatan untuk mencoba pemandangan yang tidak biasa, yaitu melihat jejak Jupiter di sore hari, sebelum matahari terbenam," ujar Tony Flanders, associate editor di majalah Sky & Telescope, dalam sebuah pernyataan yang dilansir Space.com.
Jika Anda melewatkan momen ini, tidak perlu khawatir. Menurut Sky & Telescope, masih ada momen gerhana Jupiter pada 17 Maret mendatang.
sumber : viva.co.id
Kamis, 13 Juni 2013
Saat Membaca Al Qur'an, Waspadai Godaan Syaitan!
Iblis telah bersumpah atas nama Allah untuk menyesatkan manusia dan
menggiring mereka ke neraka. Ia tidak akan membiarkan generasi umat ini
mewariskan Al Quran kepada generasi selanjutnya. Ia tidak ingin keimanan
mereka tumbuh agar mereka mudah tergoda, tidak ingin mereka berada di
jalan yang lurus, dan tidak ingin mereka masuk surga.
Iblis sudah mengetahui betapa hebat pengaruh Al Quran terhadap
generasi sahabat Rasulullah saw. Jika hal itu juga terjadi pada generasi
selanjutnya (dan umat ini secara keseluruhan) jelas akan mempersulit
langkah iblis menggoda umat. Sementara, iblis sama sekali tak mungkin
merekayasa Al Quran, sebab Allah sendiri yang menjamin akan menjaganya.
Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran, dan sungguh Kami pula yang akan menjaganya.“(QS Al Hijr: 9).
Lalu, apa yang dilakukan setan terhadap Al Quran?
Setan melancarkan aksinya sedikit demi sedikit. Pelan-pelan, ia
menjauhkan umat Islam dari Al Quran. Pun jika ada yang berinteraksi
dengannya, itu pada hal-hal yang tidak substantif. Al Quran hadir di
tengah umat dalam bentuk mushaf, namun nilai-nilainya hilang tanpa
berbekas. Umat tidak menyadari jika Al Quran sesungguhnya telah tersisih
dalam kehidupan mereka.
Mushaf Al Quran dijumpai di mana-mana. Ayat-ayatnya berkumandang di
mana-mana. Tak terhitung lembaga yang telah berhasil mencetak puluhan
ribu para penghafal Al Quran. Sepanjang bulan Ramadhan, umat Islam rajin
membacanya, berlomba-lomba mengkhatamkannya sebanyak mungkin untuk
mendapatkan kebaikan dan pahalanya.
Itulah yang terjadi di tengah-tengah umat saat ini. Umat lebih
menaruh perhatian kepada mushaf, bacaan dan hafalan Al Quran. Ketika ada
seruan untuk kembali kepada nilai-nilai hakiki Al Quran, tidak ada
respon dari mereka. Mereka tuli. Bahkan, dengan bangga mereka berkata,
“Apalagi yang harus kami lakukan terhadap Al Quran setelah apa yang
sudah kami lakukan sekarang? Bukankah jerih payah dan usaha keras kami
sudah cukup?”
Tipu Daya Iblis
Setan benar-benar telah berhasil membuat umat Islam secara
pelan-pelan berpaling dan tak lagi mau memetik manfaat Al Quran. Itu
tidak terjadi hanya dalam sehari, tetapi melalui proses dan telah
berlangsung berabad-abad hingga sampai ke masa kita sekarang ini.
Yang dijadikan pintu masuk tipu daya setan adalah kebodohan dan hawa nafsu. Dari dua pintu itu muncul pintu-pintu lain yang mengantarkan seseorang ke tujuan yang diinginkan setan.
Sebenarnya setan tidak mempunya kekuatan langsung atas diri manusia.
Kekuatan setan akan berpengaruh hanya jika bertemu hawa nafsu atau
kebodohan. Buta terhadap hakikat dan tujuan Al Quran adalah pintu besar
tempat setan masuk untuk membujuk dan memperdayai manusia.
Pintu-pintu yang merupakan cabang dari dua pintu utama di atas
-kebodohan dan hawa nafsu- sungguh tak terhitung jumlahnya. Semua menuju
satu titik: membuat manusia berpaling dan tidak memetik manfaat hakiki
Al Quran.
Setan Pantang Menyerah
Yang pertama kali dilakukan setan agar umat Islam tak menghidupkan Al
Quran adalah membujuk mereka untuk tidak membacanya, atau berbuat
mereka menunda-nunda membacanya, atau menyibukkan mereka dengan
pekerjaan lain.
Jika tak mampu menahan umat membaca Al Quran, setan akan menggoda
mereka dengan membuat mereka lelah dan mengantuk, atau mendorong mereka
membacanya karena hawa nafsu mendapatkan pahala tanpa merenungkan
maknanya, atau membuat lidah mereka sulit membaca ayat-ayat, atau
mengingatkan mereka tentang urusan-urusan lain sehingga mereka segera
mengurungkan niat membacanya, atau mengarahkan mereka berfokus hanya
kepada cara baca yang bagus.
Ibnu Hubairah mengatakan, di antara tipu daya setan adalah menjauhkan
orang dari kemauan merenungi Al Quran. Setan tahu, petunjuk kebenaran
Al Quran diraih dengan cara merenunginya. Setan berbisik, “Bahaya!” Orang pun akan berkata,
“Aku tidak membaca Al Quran justru karena berhati-hati.” (Tadabbur Al Quran, Al Sunaidi, hal 48, dinukil dari Dzayl Thabaqot Al Hanabilah, Ibnu Rajab, 3/273).
Imam Al Ghazali berkata, “Di antara cara setan menjadikan orang-orang
tidak mempedulikan kandungan Al Quran adalah membuat mereka menekuni
secara berlebihan tata cara baca Al Quran. Setan selalu membisikkan
bahwa mereka salah membaca huruf-huruf. Jika sudah begitu, bagaimana
mereka punya waktu untuk mengungkap kandungan makna Al Quran?! Setan
akan tertawa gembira.” (Ihya Ulumuddin, 1/439. 440)
Dalam kesempatan lain Al Ghazali berkata, “Jika merenungi petunjuk
Nabi soal membaca Al Quran, bagaimana beliau tak menyalahkan model-model
bacaan para sahabat, kita akan tahu, perhatian berlebihan terhadap cara
membaca huruf Al Quran bukan termasuk hal yang pernah dicontohkan
beliau.”(Ighatsah Al Lahfan, 1/254)
Setan Pasti Menggoda
Sudah menjadi janji setan bahwa ia akan menjauhkan umat dari pengaruh
Al Quran -sejak surah pertama turun sampai kapan pun, agar mereka
tersesat dari jalan yang lurus. Kita pun menjadi paham kenapa hanya
ketika hendak membaca Al Quran saja seseorang diperintahkan membaca doa ta’awwudz atau memohon perlindungan dari godaan setan.
Allah berfirman, “Jika hendak membaca Al Quran, mohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.”(QS An Nahl: 98)
Suatu perintah khusus yang tidak dikaitkan dengan ritual lain seperti berzikir, berpuasa, bersedekah dan sebagainya.
Ini menjadi bukti jika setan akan selalu berusaha menjauhkan manusia
dari Al Quran, menghalangi mereka memetik manfaat darinya. Setan tahu
nilai yang dikandung Al Quran, kemampuannya menjadi terapi jiwa dan
mengubah keadaan seseorang.
Ibnu Qayyim -rahimahullah- mengatakan, “Setan menyeret
pembaca Al Quran dengan sekawanan kuda sampai pembaca itu lupa pada
tujuan pokok Al Quran: untuk direnungkan, dipahami, dan diketahui
kehendak Allah terhadap Al Quran. Setan akan menghalangi pembaca untuk
memahami tujuan Al Quran, sehingga ia tidak dapat memetik manfaat secara
maksimal darinya. Itu sebabnya kita diperintahkan memohon perlindungan
Allah dari setan ketika hendak membaca Al Quran.”( Ighatsah Lahfan, 1/149)
Kita jadi mengerti mengapa ketika hendak membaca Al Quran terkadang
kita teringat hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan, membuat kita
bingung, tenggelam memikirkannya, sampai kemudian tidak jadi membacanya.
Atau terkadang kita tiba-tiba terserang kantuk ketika memulai
membacanya.
Sabtu, 08 Juni 2013
Hulk Hijau: Dan Sifat Itu Bernama Amarah
ILUSTRASI HULK KETIKA MARAH |
Dalam film Incredible Hulk, jika tekanan darah meningkat cepat,secara otomatismanusia kecil pun berubah menjadi monster hijau.
Begitu pula sebenarnya jika kita marah, tubuh ini
sebenarnya bereaksi, gigi bergemeretak, mata melotot, otot mengejang,
nafas menjadi pendek dan sebagainya, berubah seakan-akan menjadi
monster. Walaupun tak berubah menjadi warna hijau dan tak selebay Hulk.
Namun tetap tubuh kita bereaksi berubah. Karena pada saat itu api kemarahan berkobar membakar darah di hati, kemudian darah yang terbakar itu mengalir ke otak, yang kemudian diteruskan sekujur anggota tubuh untuk melakukan sesuatu tindakan.
Bila kita melihat lebih jauh tentang kemarahan atau amarah, Allah SWT menciptakan makhluk-Nya disertai keinginan untuk mendapat perlindungan, memiliki kekuatan dan keinginan untuk menghindar dari bahaya dan segala kehancuran. Itulah yang menjadi sebab kenapa di dalam diri manusia terdapat sifat marah.
Dengan sifat itu manusia menkreasikan segala sesuatu untuk dijadikan alat untuk melindunginya. Namun seperti pisau yang bermata dua kemarahan itu dapat muncul ketika manusia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Dalam beberapa hadits kita dapat melihat betapa amarah itu menjadi sangat penting untuk kita ketahui agar dapat senantiasa berlatih dalam mengontrolnya. Seperti hadits di bawah ini :
Abdullah bin Amr r.a. bertanya kepada Rasullulah, “Apa yang menyelamatkan aku dari kemurkaan Allah?” Beliau menjawab, “Jangan marah!”
Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasullulah saw. Bersabda, “Siapakah orang yang perkasa menurut kalian?” Para sahabat menjawab, “Orang yang tidak dikalahkan oleh orang lain.” Lalu beliau menjawab, “Bukan keperkasaan dengan mengalahkan orang lain, akan tetapi keperkasaan adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah.” (Mutafaq ‘alaih)
Dan dalam hadis lainnya dijelaskan bahwa “Sesungguhnya amarah adalah bara yang dinyalakan di dalam hati. ”(HR. Tirmidzi). Oleh karena itu dalam surat An Naas pun kita memohon perlindungan kepada Allah dari bisikan – bisikan kejahatan ke dalam dada manusia. Amarahpun dapat dihindari dengan mengucapkan Ta’awudz, ”Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”
Rasulullah SAW bersabda :“sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api dan api dapat padam dengan air, maka apabila di antara kalian dalam keadaan marah maka berwudhulah!”.
Hadis ini menjelaskan bila amarah muncul sebaiknya kita diam, dan jika belum mereda duduklah jika posisi kita berdiri, berbaringlah jika dalam posisi duduk, tidurlah ke tanah yang merupakan bahan baku Allah SWT menciptakan manusia, berusahalah diam dan tenang karena penyebab amarah adalah gejolak dan penyebab gejolak adalah gerakan. Apabila belum reda, maka berwudhulah dengan air yang dingin karena emosi itu berasal dari api dan api akan padam dengan air.
Seorang teman ketika peristiwa bom kembali menguncang negeri, dengan tangan yang terkepal, menahan gemeretak giginya, namun hatinya sedih, sambil menitikkan air matanya seraya berdoa: “Ya Allah, ampunilah dosaku, hilangkanlah kemarahan hatiku, dan lindungi aku dari berbagai fitnah yang menyesatkan). Aamiin.
Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang membaca, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.
Ustaz Erick Yusuf: pemrakarsa Training iHAQi (Integrated Human Quotient)
Syaikh Abdullah bin Abdul Qahhar Al-Bantani : Bergaullah dengan Tabib Penyakit Hati
Orang
yang ikhlas dalam shalat dan puasa adalah orang yang dilimpahkan
taufik, inayah, dan hidayah oleh Allah; serta diliputi pula oleh berkat
para wali, orang khawwas (sufi), serta para nabi dan rasul-Nya,
khususnya Nabi Muhammad SAW. Mereka adalah tabib penyakit hati dan
penawar yang mujarab untuk menolak racun dosa.
Tokoh sufi tidak hanya berasal dari Timur Tengah dan India, tetapi juga dari Nusantara, di antaranya Syaikh Abdullah bin Abdul Qahhar Al-Bantani. Kita baca, di akhir namanya tercantum kata “Al-Bantani”, memang benar ia berasal dari tanah Banten, Jawa bagian barat. Abdullah lahir di Banten, tetapi belum diketahui kapan pastinya tahun kelahirannya. Hanya, dalam beberapa karya yang ditulisnya, seperti Masyahid An-Nasik fi Maqamat as-Salik, ia menulis karya ini atas perintah Maulana Al-Sultan Abu An-Nashr Muhammad Arif Ad-Din Al-Fath Muhammad Shifa’ Zayn Al-Arifin, yang memerintah Kerajaan Banten 1753-1773 M. Jadi ia hidup pada abad ke-18 M. Tokoh ini, meski belum banyak diketahui khalayak peminat sastra tasawuf di Indonesia, di daerah Banten cukup dikenal, dan bahkan karya-karyanya sudah menjadi kajian skripsi mahasiswa Program Studi Arab di FIB UI Jakarta. Seperti Minal Aidin A. Rahiem, yang mengkaji Masyahid an-Nasik fi Maqamat as-Salik (1981), kemudian Judi Syarif, mengupas kitab Fath al-Muluk, liyashil ila Malik al-Muluk ala Qaidah ahl as-Suluk (1983). Tulisan ini didasarkan atas dua skripsi sarjana itu. Dalam buku Sejarah Tjikoendoel Sareng Kantetanan (1940), ditemukan, nama Abdullah Rifa’i ini adalah nama putra Syaikh Abdul Qahhar, seorang ulama Banten yang menikah dengan Ratu Aisyah, cucu Sultan Ageng Tirtayasa. Ayahanda Ratu Aisyah itu sendiri ialah Aulia Syaikh H. Ilyas Maula Mansyur Abdul Qahhar, yang dimakamkan di Cikadueun, Pandeglang. Selanjutnya dinyatakan bahwa Syaikh Abdullah Rifa’i ini menikah dengan Ny. R. Modjanagara, putri R. Wiraredja, regent (bupati) Sukaraja, Bogor. Dari pernikahan ini lahir seorang putra, R.A. Mangkupradja, yang kemudian menjadi patih Cianjur, dan selanjutnya menurunkan silsilah Bupati Cianjur. Dalam Sejarah Tjikoendoel ini dinyatakan bahwa Syaikh Abdullah Rifa’i hidup sezaman dengan Wiratnudatar III (1707-1726). Sementara naskah kitab Masyahid An-Nasik menyatakan bahwa Abdullah bin Abdul Qahhar Al-Bantani tinggal atau mondok di Cianjur, maka diperkirakan nama Abdullah Rifa’i dan Abdullah bin Abdul Qahhar adalah nama yang dimiliki satu orang. Lalu siapa Abdul Qahhar, ayahanda Syaikh Abdullah? Menurut Mohammad Kosasih Admadinata, yang menyimpan naskah Sejarah Tjikoendoel, ia berasal dari negeri Arab. Namun tidak diketahui dari Arab mana. Dalam sebuah keterangan, Bupati Cianjur R.T.A.A. Prawiradiredja I (1813-1833) adalah keturunan Arab. Namun menurut Mohammad Kosasih Atmadinata, yang dimaksud keturuan Arab itu adalah Syaikh Abdullah Rifa’i, yang juga disebut Syaikh Abdullah bin Abdul Qahhar tersebut. Menurut keterangan kitabnya, Syaikh Abdullah pernah tinggal di Makkah dan menyalin beberapa kitab kuning, di antaranya Kitab Masa’il, karya Muhammad bin Syaikh Al-Baqi. Bahkan ia pernah menyusun kitab berjudul Syuruth al-Hajj. Dalam naskah itu ia menjelaskan, “Ketika saya tinggal di Makkah Al-Musharrafah – semoga Allah menambah kemulian atasnya – beberapa sahabat meminta kepada saya agar menyusun dan meringkas seringkas mungkin syarat-syarat haji, rukun-rukun, kewajiban, sunnah-sunnah, yang mengharamkan dan yang memakruhkannya.” Dalam berbagai kitab salinan ini, namanya berubah menjadi Abdullah bin Abdul Qahhar Al-Jawi. Gelar “Al-Jawi” biasanya disematkan kepada para santri yang berasal dari Jawa atau Indonesia waktu itu. Jadi, ada kemungkinan ia belajar di Makkah beberapa lama dan mendapatkan tambahan nama “Al-Jawi” pada namanya, tetapi, setelah jadi ulama sufi di Banten, gelarnya berubah menjadi “Al-Bantani”. Hampir serupa yang dialami Syaikh Nawawi Al-Bantani, ulama terkenal dari Banten lainnya. Sedang guru-gurunya ketika di Makkah adalah Al-Imam Muhammad bin Ali Ath-Thabari, seorang zahid dan arif, lalu Maulana Asy-Syaikh Abdul Wahhab Ath-Thantawi Al-Mishri Al-Azhari. Kepada yang terakhir ini, ia belajar ilmu fiqih, tafsir al-Baidhawi, dan hadits, di Masjid Al-Haram. Ia juga belajar ilmu qiraah sab’ah kepada Maulana Syaikh Ali Al-Yamani, Syaikh Al-’Allamah Al-Hafizh Al-Dharir, dan Sayyid Muhammad Al-Maghazi serta Syaikh Al-’Allamah Yusuf bin Ahmad Al-Ghazi Al-Qudsi. Di Madinah, ia belajar kepada Syaikh Al-Alim Al-’Allamah Al-Arif billah Sayyid Ibrahim Al-Madani bin Maulana Syaikh Muhammad Thahir Al-Madani Al-Kurdi. Sedangkan di Yaman ia belajar kepada Syaikh Al-’Allamah Al-Hafizh Al-Qari’ Maulana Asy-Syaikh Ismail Al-Bazi Al-Zubaidi. Syaikh Abdullah menulis 17 naskah agama, karya sendiri maupun salinan, di antaranya sudah disebutkan di atas. Kitab Fath al-Muluk Liyasila Ila Malik al-Muluk ala Qaidah Ahl al-Suluk — Pertolongan untuk Raja-raja agar Sampai kepada Raja (Allah) berdasarkan Ahli Suluk, berisi tiga ajaran pokok. Yaitu apa keutamaan menuntut ilmu, pokok-pokok ajaran tasawuf, dan ihwal ilmu hakikat. Syaikh Abdullah mengikuti Madzhab Imam Syafi’i dan dalam bertarekat ia mengikuti Tarekat Syatariyyah dan Qadariyyah. Sedang dalam kalam, ia mengikuti aliran Asy’ariyyah dan Maturidiyyah. Dia adalah Dia, bukan Engkau Dalam mengajar tasawuf, Syaikh Abdullah mengikuti sufi besar Sahl Abdullah Al-Tustari, yang mengatakan bahwa pokok ilmu tasawuf ada tiga. Pertama, makan barang yang halal. Kedua, mengikuti jejak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam. Ketiga, ikhlas dalam segala tindakan. Syaikh Abdullah juga mengutip Ibrahim Al-Khawwas, sufi besar lainnya, yang mengatakan bahwa bagi orang fakir (sufi), baik dalam keadaan musafir maupun mukim, sehat atau sakit, sempit atau lapang, ada dua belas belas perkara. Yaitu, pertama, kententeraman, karena janji Allah SWT. Kedua, memutuskan hubungan dengan manusia (tidak bergaul kecuali pada hal-hal yang bermanfaat), tetapi tidak memutuskan hubungan dengan Allah SWT. Ketiga, bermusuhan dengan setan. Keempat, meraih kesempatan akhir sesuai dengan kemampuan. Kelima, berkasih sayang kepada sesama makhluk Allah. Keenam, tabah menghadapi cobaan. Ketujuh, melazimkan kesucian dalam setiap waktu. Kedelapan, rendah hati terhadap sesama manusia. Kesembilan, saling memberi nasihat. Kesepuluh, menyibukkan diri dengan hal-hal yang utama. Kesebelas, tidak menyia-nyiakan ketaatan, yakni mengerjakan amal yang wajib dan sunnah. Dan kedua belas, selau ridha, baik dalam keadaan senang maupun susah. Semua pedoman pokok itu untuk menuju menjadi manusia pilihan. Yaitu para ulama, yang mengajarkan ilmunya, dan para sufi, yang arif lagi zuhud. Mereka adalah insan kamil yang mengamalkan cabang-cabang iman secara ikhlas. Cabang-cabang iman dikutip dari kitab Syu’ab al-Iman berdasarkan hadits yang berbunyi, “Iman itu mempunyai cabang lebih dari enam puluh atau tujuh puluh.” (HR Al-Bukhari-Muslim). Cabang iman yang paling utama adalah mengucapkan kalimat tauhid La ilaha illa Allah Muhammad Rasul Allah, dengan memahami betul maknanya. Perbedaan tingkat kaum sufi bergantung pada tetap-tidaknya al-ahwal (keadaan spiritual) yang ada pada dirinya. Dengan demikian, tingkatan kaum sufi itu adalah al-kha’ifin (orang yang takut – yakni takut kalau doanya tidak dikabulkan Allah), al-rajin (orang yang optimistis), al-muhibbin (orang yang cinta), dan al-zahidin (orang yang meninggalkan keduniaan). Sedangkan orang yang telah mencapai puncak kesempurnaan disebut al-muntahi. Ia adalah orang yang dapat menggabungkan amal dengan al-ahwal dalam dirinya. Tingkatan ini dapat dicapai dengan dua cara. Pertama, melakukan puasa, shalat, dan meninggalkan dosa-dosa. Orangnya disebut al-muqtashidin. Kedua, memutuskan hubungan dengan sesama manusia dan sepenuhnya mendekatkan diri kepada Allah. Orangnya disebut al-muhaqqiqin. Dalam akhir kitabnya, Syaikh Abdullah menasihati, orang yang ikhlas dalam shalat dan puasa adalah orang yang dilimpahkan taufik, inayah, dan hidayah oleh Allah; serta diliputi pula oleh berkat para wali, orang khawwash (sufi), serta para nabi dan rasul-Nya, khususnya Nabi Muhammad SAW. Mereka adalah tabib penyakit hati dan penawar yang mujarab untuk menolak racun dosa. “Bergaul dan bersahabatlah dengan mereka. Dengan sebab demikian, Allah singkapkan untukmu rahasia keghaiban. Dan berkat mereka pula, engkau akan selamat dari kemusyrikan yang menghalangimu menuju Tuhan. Lalu engkau pun akan keluar dari sifat-sifat kemanusiaan. Artinya, keluar dari nafsu dirimu. Setiap kali jiwa menjadi murni, terbukalah bagi dirimu bahwa Dia adalah Dia, bukan engkau.” Sumber : Alkisah |
KONTROVERSIAL IJTIHAD POLITIK DR.KH.MUSTAIN ROMLY
SEBUAH CATATAN IMAGINER AHMAD SAMMANI
Membincangkan sosok ini teringat
dengan adigium jawa yang berbunyi “wani ora usum”, ditengah budaya latah
dan haus akan pencitraan pada manusia maka meneladani beliau memberikan
pelajaran hidup tentang ikhlas dan cita-cita. Beliau dikenal sebagai kyai yang
kontroversial pada zamannya, terutama sikap politiknya yang bersebrangan dengan
arus politik warga nahdliyin, dimana beliau juga sebagai tokoh dalam organisasi
Jamiyah tersebut.
Bagi penulis, beliau tidak hanya
sebagai Mursyid Thoriqoh Qodiriah wa Naqsabandiyah, tapi lebih dari itu beliau
adalah buku hidup pelajaran politik yang wajib menjadi acuan dalam melangkah
dan bergerak.
Lahir dalam keluarga pesantren dan
dibesarkan serta didik oleh ayahandanya Romo KH Romly Tamim di Rejoso Jombang.
beliau banyak menimba ilmu di pesantren yang diasuh di pondok Pesantren Darul
Ulum Jombang, Romo KH Romly Tamim adalah seorang Mursyid Thoriqoh Qodiriah wa
Naqsabandiyah dan pembuat istighosah yang dibacakan pada waktu pendirian
jamiyah Nahdlatul Ulama (NU).
Beliau lahir pada tanggal 31 Agustus
1931 di Rejoso Jombang, pada tahun 1949 hingga 1954 melanjutkan belajarnya di
semarang dan solo di akademi dakwah al mubalighin. Setelah kembali ke Jombang
beliau aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama dan menjadi pengurus IPNU pusat
pada tahun 1954 s/d 1956. Beliau memang mempunyai semangat yang besar untuk
berorgainsasi, hingga pada tahun 1958 sang ayahanda Romo KH Romly Tamim
meninggal dunia dan beliau ditunjuk menggantikan ayahnya sebagai pengasuh
Pondok Pesantren sekaligus Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah dalam
usia 27 tahun. Usia yang yang sangat muda untuk menjadi Mursyid sekaligus
Pengasuh Pondok Pesantren. dan babak baru dalam hidup beliaupun dimulai.
Sebagai Pengasuh Pondok Pesantren,
beliau rajin bersilaturahim ke beberapa pondok pesantren baik nasional maupun
internasional untuk study banding. Hingga pada puncaknya yakni pada tahun 1963
beliau berkunjung ke timur tengah dan berziarah ke makam Syekh Abdul Qodir al
Jailani di Baghdad. Selain kisah mistik yang penulis tidak berani menuliskan
disini, hasil dari ziarohnya tersebut berisi niatan beliau untuk mendirikan
sebuah Universitas. Pada tahun 1965 berdirilah Universitas Pertama yang
dimiliki sebuah pesantren yang bernama Universitas Darul Ulum. Wani ora Usum,
disaat dunia pesantren yang waktu itu hanya fokus pada bidang keislaman, beliau
visioner dengan cita-cita mencetak santri yang “berhati masjidil haram, berotak
london”. Prestasi beliau yang berhasil membangun sebuah Universitas kemudian
diikuti dengan prestasi beliau mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari
Macau University pada Tahun 1977 sehingga beliau kemudian menduduki jabatan sebagai
Rektor Universitas Darul Ulum Jombang.
Dalam kapasitas beliau sebagai
Rektor, pada tahun 1981 DR KH Mustain Romly melakukan kunjungan kembali ke
timur tengah dan melakukan kerjasama dengan Iraqi University dalam bentuk tukar
menukar tenaga pengajar dan dengan Kuwait University dalam bentuk beasiswa
studi ke Kuwait.
Selain aktif dalam forum Rektor
sedunia seperti yang beliau hadiri pada tahun 1984 di Bangkok, beliau juga
beberapa kali mewakili delegasi Indonesia dalam Konfrensi Tingkat Tinggi sidang
Organisasi Konfrensi Islam (OKI).
Kiprahnya yang gemilang pada dunia
pendidikan dan cita-citanya yang besar pada peningkatan kualitas sumber daya
nahdliyin membuat beliau menjadi sosok kyai yang berpengaruh dan disegani,
hingga kemudian nama besar itu menjadi kontroversi ketika ijtihad politik
beliau yang berbeda dan tidak sejalan dengan mainstream ulama Nahdliyin.
Kita memasuki inti dari tulisan ini,
membaca beliau adalah terlalu sulit bagi umum apalagi penulis. Namun mencoba
meraba ijtihad politik beliau bukanlah hal yang tabu bukan ?
Pada tahun 1973, DR KH.Mustain Romly
menyebrang ke Golkar ditengah arus politik ulama NU yang berafiliasi ke PPP.
Kritikan dan hujatan menyertai ijtihad politik beliau yang memilih Golkar
(pendukung pemerintah) dan rival dari PPP yang merupakan partai afiliasi warga
NU. Beliau mendapatkan “pengucilan” dari para kyai NU yang berada di PPP bahkan
sempat ada ketegangan dengan keluarga selatan yang memilih kendaraan politik
PPP. Puncaknya pada tahun1977, beliau menjadi Juru kampanye Golkar dan berhasil
meyakinkan ribuan jamaahnya untuk memilih dan memenangkan Golkar.
Terjadi gejolak yang luar biasa di
kalangan Nahdliyin menyikapi sikap politik dari KH. Mustain Romly, apalagi isu
yang dibawah adalah Kyai Mustain Romly berkhianat pada NU dimana Rois am PBNU
waktu itu adalah KH Bisri Sjamsuri Denanyar Jombang dan memobilisasi jamaah
Thoriqohnya untuk kepentingan Golkar. Sehingga kemudian muncul thoriqoh Cukir
(yang berafiliasi dengan PPP) di Cukir Jombang yang dipimpin oleh KH Adlan Ali
dan mufaraqah dari thoriqoh Rejoso. Yang mengejutkan pula KH Mustain Romly juga
membuat organisasi jamaah Thoriqoh baru yang bernama Jamaah Ahli Thoriqoh
Mu’tabaroh Indonesia (JATMI) dimana beliau menjadi Rois Am dengan beberapa
generasi emas sesudahnya seperti al mursyid Prof. DR. KhadirunYahya. Organisasi
yang semacam tandingan dari organisasi Jamiyah ahli Thoriqohmu’tabaroh an
Nahdliyah yang menaungi Thoriqoh Cukir yang cenderung ke PPP seperti halnya
organisasi induknya NU, dimana sebelum itu beliau juga telah lama menjadi Rois
am nya. Sikap politik beliau menjadi dilema bagi para jamaahnya, bahkan
sebagian besar jama’ah yang tidak nyaman dengan situasi tersebut memilih
bergabung dengan Kyai Ustman al Ishaqi Surabaya yang tidak berpolitik.
Bagi penulis ada beberapa catatan
mengenai sikap dan gerak politik beliau. Ketika ditanya misal mengenai
pilihannya pada Golkar dan tidak bergabung di PPP seperti kebanyakan para kyai,
Romo Kyai Mustain menjawab dengan enteng “partai politik bukan agama”.
Kata sederhana yang menyimpan visi berpolitik beliau yang luar biasa. Beliau
mengajarkan bahwa partai itu bukan agama yang suci dan sakral tapi beliau
mengajarkan bahwa partai adalah alat perjuangan, atau jika ditafsirkan kembali
beliau hendak mengatakan NU bukanlah partai dan NU tidak milik dan hanya untuk
orang yang partainya didukung oleh NU saja. Diakui atau tidak, Sikap tegas
beliau kemudian mengilhami independensi NU dari politik praktis melalui khittah
NU pada tahun 1984 di Situbondo. Dengan jawaban itu sebenarnya ada rencana jauh
kedepan yang konkrit tentang masa depan generasi sarungan. Sesuai dengan apa
yang pernah disampaikan oleh KH Achmad Siddiq Jember bahwa “NU tidak
kemana-mana tapi dimana-mana”, maka tidak heranlah jika harapan besar
KH Mustain Romly untuk mendistribusikan potensi kader NU ke beberapa partai
politik termasuk pada Golkar theRulling Party dan PDI. Bagi beliau
Partai Politik adalah benda mati dan tergantung manusianya yang menjalankan.
Oleh karena itu kader NU idealnya harus berkiprah disemua partai untuk mewarnai
dan memperjuangkan pemikiran dan cita-cita NU dalam berbagai partai yang ada.
Ini bukan isapan jempol belaka, dalam salah satu kisah, beliau pernah memanggil
tiga muridnya yang sudahmenjadi Kyai (Kyai mustain memang kyai yang
melahirkan banyak kyai, dari mulai kyai tabib sampai kyai politik), kyai
pertama diminta untuk bergabung ke PPP sontak kyai itu gembira, kyai kedua
diminta ikut berkhidmad ke golkar dan kyai yang dari jawa tengah diminta beliau
untuk bergabung ke PDI, sontak kyai itu menangis dan enggan bergabung dalam
jamaah orang abangan, tapi setelah diyakinkan maka beliau sendiko pada
permintaan gurunya tersebut.
Sikap beliau yang waktu itu memilih
Golkar adalah pilihan cerdas walau dengan resiko cacian dan hinaan. Beliau
tidak mundur dan gentar dengan cacian itu, sikap yang menunjukkan bagaimana
beliau benar-benar ikhlas dalam melangkah, semata hanya pujian tuhan yangselalu
beliau minta dan tidak khawatir sedikitpun dengan citra dan pandangan manusia.
Pilihan cerdas dengan bergabung dalam Golkar sang penguasa, yang secara logis
dan non logis tak akan mampu dikalahkan oleh PPP. Rasionalis sejati karena
memang hegemoni Orde Baru dengan Golkarnya sulit untuk dikalahkan. Bagi beliau
membiarkan kekuasaan tanpa diisi oleh orang-orang yang baik adalah suatu
kebodohan atau jika tidak dikatakan suatu kedzoliman, untuk itu beliau masuk
kedalamnya dan membawa kader-kader Nahdliyin yang potensial untuk berkiprah di
kekuasaan dengan harapan kedepan semakin banyak orang NU yang tidak hanya bergerak
dalam sektor non formal saja tapi juga dalam sektor formal dengan mengisi
berbagai posisi strategis yang porsi nahdliyin di titik itu lemah. Masuk dalam
kekuasaan lebih baik dari pada berteriak-teriak diluar, dan saat itu melalui
pintu Golkarlah kesempatan untuk berbakti pada Negara menjadi lebih besar.
Melalui beliau kebijakan tentang pendidikan pesantren dan modernisasi pesantren
menjadi wacana yang menguat didalam kebijakan pemerintahan. Di Golkarpun beliau
adalah perumus doktrin golkar “karya kekaryaan” dengan nilai dasar perjuangan
organisasi.Tentangi hal ini secara
spontan adik dan pengganti beliau menjadi Mursyid ,K.H. A.Rifai Romly.S.H. bercerita kepada penulis ketika sedang
mijat beliau(Kyai Rifai) ,"Kyai tain iku ajange mlebu Golkar sholat Istikhoroh
disik nang Masjidil Harom.(Kyai Tain (panggilan akrab DR.K.H. Mustain Romly)mau mau Golkar Sholat Istikhoroh dulu di Masjidil Harom)"
Melalui sikap keras dan nylenehnya
dalam berpolitik yang wani ora usum itu, membuat banyak Nahdliyin
berpikir tentang manfaat dan mudharatnya posisi NU dalam politik praktis.
Sehingga menguatlah wacana Khittah NU yang diusung oleh Gus Dur yang juga
sahabat dari Romo kyai Mustain Romly. Memang secara realita saat itu bagi
organisasi apapun yang tidak mendukung pada pemerintah “digenjet” kenyataan apa
yang dialami Rhoma Irama pada masa orde baru sempat mengalami pencekalan di
TVRi karena beliau adalah Jurkam PPP.tidak memandang pada idealis apapun tapi
pada kenyataan seperti yang digambarkan penulis dikatakan dzolim bila
membiarkan Negara tanpa diisi orang yang baik.
Karena keiklasan dan kebijaksanaan
beliau tentang hal ini beliau dikecam ulama seluruh Indonesia karena dikatakan
ulama pemerintah(baca dunia),begitu kata Ustadz Tohani (imam Khususiyah Kyai
Tain sampai sekarang) kepada Penulis. Yang lebih menyedihkan tambah Cak
tohani(panggilan Ustadz Tohani) banyak wali santri yang memindahkan anak mereka
ke pondok yang lain dikarenakan kebijakan Kyai Tain.
Beliau adalah politikus cerdas
melampaui jamannya, pemain politik yang lincah dalam bermanuver. Meminjam
kata-kata dari Romo Kyai Abdul Hamid Pasuruan “jika dalam sepak bola saya
ini Keeper maka Romo Kyai Musta’in adalah Playmaker”, ya.. beliau
adalah playmaker politik yang lincah dengan skill luar biasa, penuh gocekan dan
visi bermain yang sempurna. Adapun jabatan yang pernah diamanahkan kepada Dr. KH.
Musta’in Romly adalah:
- Aggota DPR – MPR RI tahun 1983 sampai wafat.
- Wakil ketua DPP MDI tahun 1984 sampai wafat.
- Rektor Universitas Darul Ulum tahun 1965 sampai wafat.
- Al Mursyid Toriqoh Qodiriyah Wa Naqwsabandiyah tahun 1958.
- Ketua Umum Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum tahun 1958 sampai wafat.
- Anggota BKS Perguruan Tinggi Swasta tahun 1983 sampai wafat.
- Anggota IAUP ( International Association of University President ) 1981 di Chicago.
- Ketua Umum Jam’iyah Thoriqot Mu’tabaroh Indonesia pada tahun 1975 sampai wafat.
Melihat
perjalanan karir politik tersebut, langkah politik beliau memang menuai
kontroversi. Di samping loncat dari PPP menuju Golkar, hal ini juga berimbas ke
dalam internal PPDU, yang terdiri dari banyak kiai. Namun apapun langkah yang
beliau tempuh ternyata berdampak sangat positif bagi internal Pondok Pesantren
Darul Ulum, NU, NKRI, dan lebih jauh adalah mengandung edukasi yang sangat
tinggi dalam membangun pemahaman kaun santri pada khususnya, dan masyarakat
(ummat) pada umumnya. Wallahu A’lam.
Sehari sebelum tanggal 1 Jumadil
Awal 1405 H atau 21 Januari 1985, beliau berkata pada supirnya “besok
disini rame, banyak mentri dan pejabat hadir”, si supir kebingungan karena
setahu dia besok tidak ada acara apa-apa di pondok. Benarlah besoknya pondok
Darul Ulum Jombang menjadi rame dengan ribuan orang, dan ternyata para mentri
dan pejabat yang hadir datang untuk bertakziah dan berbela sungkawa atas
wafatnya Romo KH MustainRomly. Beliau meninggal dunia ketika sedang dzikir
setelah sholat isya’.
Dalam segala kiprahnya yang panjang
dan kontroversial, beliau istiqomah sebagai Mursyid dari sebuah Thoriqoh pada
usia yang cukup muda hingga menghadap pada Rabbnya. Seorang yang rela
meninggalkan citra suci seorang mursyid dengan terjun ke dunia politik untuk
kemajuan nahdliyin dan negara yang ia cintai. Beliau Mursyid Thoriqoh Qodiriah
wa Naqsabandiyah dengan sanad :
1. KH Mustain Romly
2. KH Ustman al
Ishaqi
3. KH Romly Tamim
4. KH Moh. Kholil
5. KH Ahmad
Hasbullahibn Muhammad
6. Syekh Abdul
Karim
7. Syekh Khatib
assambasi
8. Syekh Syamsudin
9. Syekh Moh. Murod
10.Syekh Abdul Fattah
11.Syekh Kamaluddin
12.Syekh Usman
13.Syekh Abdurrohim
14.Syekh Abu Bakar
15.Syekh Yahya
16.Syekh Hisyamuddin
17.Syekh Waliyuddin
18.Syekh Nuruddin
19.Syekh Zainuddin
20.Syekh Syarafuddin
21.Syekh Syamsuddin
22.Syekh Moh. Hattak
23.Syekh Abdul Qodir alJailani
24.Syekh Abu Said alMubarak al
Mahzumi
25.Syekh Abu Hasan Alial Hakkari
26.Syekh Abul Faraj alThusi
27.Syekh Abdul Wahid alTamimi
28.Syekh Abu BakarDulafi al Syibli
29.Syekh Abu Qosim alJunaidi
30.Syekh Sarri AsSaqathi
31.Syekh Syekh Ma’rufal Khurki
32.Syekh Abul Hasan Alibin Musa ar
Ridho
33.Syekh Musa al Kadzim
34.Sayyid Ja’far Soddiq
35.Sayyid Muhammad alBaqir
36.Sayyid Zainal Abidin
37.Sayyidina Husein
38.Imam Ali bin AbiThalib KWA
39.Kanjeng NabiMuhammad SAW
lahumulfatihah…
Langganan:
Postingan (Atom)